Ribuan ABG Pacaran
"Putus" Karena Membaca Artikel Ini.. Bantu Sebarkan!
Posted on 2016-03-19 20:00
Cinta kepada lain jenis merupakan hal yang fitrah bagi manusia. Karena
sebab cintalah, keberlangsungan hidup manusia bisa terjaga. Oleh sebab itu,
Allah Ta’ala menjadikan wanita sebagai perhiasan dunia dan kenikmatan bagi penghuni
surga. Islam sebagai agama yang sempurna juga telah mengatur bagaimana
menyalurkan fitrah cinta tersebut dalam syariatnya yang rahmatan lil ‘alamin.
Namun, bagaimanakah jika cinta itu disalurkan melalui cara yang tidak
syar`i? Fenomena itulah yang melanda hampir sebagian besar anak muda saat ini.
Penyaluran cinta ala mereka biasa disebut dengan pacaran. Berikut adalah
beberapa tinjauan syari’at Islam mengenai pacaran.
Ajaran Islam Melarang Mendekati Zina
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang
buruk.” (QS. Al Isro’ [17]: 32)
Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras
daripada perkataan ‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa jika kita mendekati
zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih
terlarang. Asy Syaukani dalam Fathul Qodir mengatakan, ”Apabila perantara
kepada sesuatu saja dilarang, tentu saja tujuannya juga haram dilihat dari maksud
pembicaraan.”
Dilihat dari perkataan Asy Syaukani ini, maka kita dapat simpulkan bahwa
setiap jalan (perantara) menuju zina adalah suatu yang terlarang. Ini berarti
memandang, berjabat tangan, berduaan dan bentuk perbuatan lain yang dilakukan
dengan lawan jenis karena hal itu sebagai perantara kepada zina adalah suatu
hal yang terlarang.
Islam Memerintahkan untuk Menundukkan Pandangan
Allah memerintahkan kaum muslimin untuk menundukkan pandangan ketika
melihat lawan jenis. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah kepada
laki–laki yang beriman : ”Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan
memelihara kemaluannya.” (QS. An Nuur [24]: 30 )
Dalam lanjutan ayat ini, Allah juga berfirman, “Katakanlah kepada
wanita-wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan
kemaluannya” (QS. An Nuur [24]: 31)
Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat pertama di atas mengatakan, ”Ayat ini
merupakan perintah Allah Ta’ala kepada hamba-Nya yang beriman untuk menundukkan
pandangan mereka dari hal-hal yang haram. Janganlah mereka melihat kecuali pada
apa yang dihalalkan bagi mereka untuk dilihat (yaitu pada istri dan mahromnya).
Hendaklah mereka juga menundukkan pandangan dari hal-hal yang haram. Jika
memang mereka tiba-tiba melihat sesuatu yang haram itu dengan tidak sengaja,
maka hendaklah mereka memalingkan pandangannya dengan segera.”
Ketika menafsirkan ayat kedua di atas, Ibnu Katsir juga mengatakan, ”Firman
Allah (yang artinya) ‘katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : hendaklah
mereka menundukkan pandangan mereka’ yaitu hendaklah mereka menundukkannya dari
apa yang Allah haramkan dengan melihat kepada orang lain selain suaminya. Oleh
karena itu, mayoritas ulama berpendapat bahwa tidak boleh seorang wanita
melihat laki-laki lain (selain suami atau mahromnya, pen) baik dengan syahwat
dan tanpa syahwat. … Sebagian ulama lainnya berpendapat tentang bolehnya
melihat laki-laki lain dengan tanpa syahwat.”
Lalu bagaimana jika kita tidak sengaja memandang lawan jenis?
Dari Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan, “Aku bertanya kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak
sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan
kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim no. 5770)
Faedah dari menundukkan pandangan, sebagaimana difirmankan Allah dalam
surat An Nur ayat 30 (yang artinya) “yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka” yaitu dengan menundukkan pandangan akan lebih membersihkan hati dan
lebih menjaga agama orang-orang yang beriman. Inilah yang dikatakan oleh Ibnu
Katsir –semoga Allah merahmati beliau- ketika menafsirkan ayat ini. –Semoga
kita dimudahkan oleh Allah untuk menundukkan pandangan sehingga hati dan agama
kita selalu terjaga kesuciannya.
Agama Islam Melarang Berduaan dengan Lawan Jenis
Dari Ibnu Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah
seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali jika bersama
mahromnya.” (HR. Bukhari, no. 5233). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang
tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara
mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya.” (HR. Ahmad no. 15734. Syaikh
Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini shohih ligoirihi)
Jabat Tangan dengan Lawan Jenis Termasuk yang Dilarang
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan
ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan
melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan
berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah
dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu
kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR.
Muslim no. 6925)
Jika kita melihat pada hadits di atas, menyentuh lawan jenis -yang bukan
istri atau mahrom- diistilahkan dengan berzina. Hal ini berarti menyentuh lawan
jenis adalah perbuatan yang haram karena berdasarkan kaedah ushul “apabila
sesuatu dinamakan dengan sesuatu lain yang haram, maka menunjukkan bahwa
perbuatan tersebut adalah haram”.
Meninjau Fenomena Pacaran
Setelah pemaparan kami di atas, jika kita meninjau fenomena pacaran saat
ini pasti ada perbuatan-perbuatan yang dilarang di atas. Kita dapat melihat
bahwa bentuk pacaran bisa mendekati zina. Semula diawali dengan pandangan mata
terlebih dahulu. Lalu pandangan itu mengendap di hati.
Kemudian timbul hasrat untuk jalan berdua. Lalu berani berdua-duan di
tempat yang sepi. Setelah itu bersentuhan dengan pasangan. Lalu dilanjutkan
dengan ciuman. Akhirnya, sebagai pembuktian cinta dibuktikan dengan berzina.
–Naudzu billahi min dzalik-.
Lalu pintu mana lagi paling lebar dan paling dekat dengan ruang perzinaan
melebihi pintu pacaran?!
Mungkinkah ada pacaran Islami? Sungguh, pacaran yang dilakukan saat ini
bahkan yang dilabeli dengan ’pacaran Islami’ tidak mungkin bisa terhindar dari
larangan-larangan di atas. Renungkanlah hal ini!
Mustahil Ada Pacaran Islami
Salah seorang dai terkemuka pernah ditanya, ”Ngomong-ngomong, dulu bapak
dengan ibu, maksudnya sebelum nikah, apa sempat berpacaran?” Dengan diplomatis,
si dai menjawab,”Pacaran seperti apa dulu? Kami dulu juga berpacaran, tapi
berpacaran secara Islami. Lho, gimana caranya? Kami juga sering berjalan-jalan
ke tempat rekreasi, tapi tak pernah ngumpet berduaan. Kami juga gak pernah
melakukan yang enggak-enggak, ciuman, pelukan, apalagi –wal ‘iyyadzubillah-
berzina.
Nuansa berpikir seperti itu, tampaknya bukan hanya milik si dai. Banyak
kalangan kaum muslimin yang masih berpandangan, bahwa pacaran itu sah-sah saja,
asalkan tetap menjaga diri masing-masing. Ungkapan itu ibarat kalimat, “Mandi
boleh, asal jangan basah.” Ungkapan yang hakikatnya tidak berwujud. Karena
berpacaran itu sendiri, dalam makna apapun yang dipahami orang-orang sekarang
ini, tidaklah dibenarkan dalam Islam. Kecuali kalau sekedar melakukan nadzar
(melihat calon istri sebelum dinikahi, dengan didampingi mahramnya), itu
dianggap sebagai pacaran. Atau setidaknya, diistilahkan demikian.
Namun itu sungguh merupakan perancuan istilah. Istilah pacaran sudah kadong
dipahami sebagai hubungan lebih intim antara sepasang kekasih, yang
diaplikasikan dengan jalan bareng, jalan-jalan, saling berkirim surat, ber SMS
ria, dan berbagai hal lain, yang jelas-jelas disisipi oleh banyak hal-hal
haram, seperti pandangan haram, bayangan haram, dan banyak hal-hal lain yang
bertentangan dengan syariat. Bila kemudian ada istilah pacaran yang Islami,
sama halnya dengan memaksakan adanya istilah, meneggak minuman keras yang
Islami. Mungkin, karena minuman keras itu di tenggak di dalam masjid. Atau zina
yang Islami, judi yang Islami, dan sejenisnya. Kalaupun ada aktivitas tertentu
yang halal, kemudian di labeli nama-nama perbuatan haram tersebut, jelas
terlalu dipaksakan, dan sama sekali tidak bermanfaat.
Pacaran Terbaik adalah Setelah Nikah
Islam yang sempurna telah mengatur hubungan dengan lawan jenis. Hubungan
ini telah diatur dalam syariat suci yaitu pernikahan. Pernikahan yang benar
dalam Islam juga bukanlah yang diawali dengan pacaran, tapi dengan mengenal
karakter calon pasangan tanpa melanggar syariat. Melalui pernikahan inilah akan
dirasakan percintaan yang hakiki dan berbeda dengan pacaran yang cintanya hanya
cinta bualan.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami
tidak pernah mengetahui solusi untuk dua orang yang saling mencintai semisal
pernikahan.” (HR. Ibnu Majah no. 1920.)
Kalau belum mampu menikah, tahanlah diri dengan berpuasa. Rasulullah
shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mampu untuk menikah,
maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga
kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu
bagaikan kebiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibnul Qayyim berkata, ”Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan
merusak cinta, malah cinta di antara keduanya akan berakhir dengan sikap saling
membenci dan bermusuhan, karena bila keduanya telah merasakan kelezatan dan
cita rasa cinta, tidak bisa tidak akan timbul keinginan lain yang belum
diperolehnya.”
Cinta sejati akan ditemui dalam pernikahan yang dilandasi oleh rasa cinta
pada-Nya. Mudah-mudahan Allah memudahkan kita semua untuk menjalankan
perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Allahumma inna nas’aluka ’ilman
nafi’a wa rizqon thoyyiban wa ’amalan mutaqobbbalan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Artikel ini Sengaja Kami Modifikasi Judul Dan Headline nya Lebih
"Nakal dan Menggelitik" Agar PESAN Larangan Berpacaran dan Lebih Baik
NIKAH ini lebih sampai ke audien, terutama ABG Labil dan yang masih Mencari
Jati Diri..
Sumber : Sanjayaalacsel.blgspot.com
hhhhhmmm not bad jay :D
BalasHapusajarin aku baut kayak gitu :D
oke. .
Hapusitu dapat di atur